Kamis, 01 Oktober 2015

Manusia dan Kebudayaan II

Standard
Paper II    Kebudayaan
Kebudayaan suatu bangsa dapat ditemui di setiap peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Kebudayaaan tidak dapat dipisahkan dari sendi-sendi kehidupan manusia, hal tersebut dikarenakan kebudayaan merupakan hasil dari pemikiran manusia yang menjadi dasar dari peradaban manusia.


A.   Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Pengertian kebudayaan menurut pendapat para ahli pun berbeda-beda. Berikut pandangan para ahli tentang pengertian kebudayaan:

Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengn belajar.
  
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi
Kebudayaan berarti semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Kluckhohn dan Kelly
Kebudayaan adalah semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang tersurat maupun yang tersirat, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.

E.B. Taylor
Kebudayaan adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 


B.   Unsur-Unsur Kebudayaan
Untuk membangun sebuah peradaban diperlukan suatu kebudayaan yang tersusun dari unsur-unsur kebudayaan, berikut diantaranya:
1.     Bahasa
Suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi

2.  Sistem Pengetahuan
Semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut asas – asas susunan tertentu

3. Organisasi Sosial
 Keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya

5. Sistem Mata Pencarian Hidup
Rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan

6. Kesenian
Suatu keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut

7. Sistem Religi
Keyakinan mengenai hal yang gaib, aktivitas sembahyang serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan tuhannya.

C.   Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:

1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. 
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. 

D.   Orientasi Nilai Kebudayaan
Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai   budayamerupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya. Dapat dikatakan  bahwa sistem   nilai   budaya   suatu   masyarakat   merupakan   wujud   konsepsional   dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai   kebudayaan   mengkonsepsikan   masalah   universal   ini   dengan berbagai  variasi  yang  berbeda -beda. 
1.     Hakekat hidup manusia.
Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana,   dan   mengenyampingkan   segala   tindakan   yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat,1986:10). Pandangan  seperti  ini  sangat  mempengaruhi  wawasan  dan  makna  kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
2.     Hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
3.     Orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
4.     Kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
5.     Hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas sosial masyarakatnya.

E.   Perubahan Kebudayaan
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan. 
Perubahan kebudayaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi adalah discovery and invention. Discovery adalah setiap penambahan pada pengetahuan atau dengan kata lain penemuan baru. Sedangkan invention adalah penerapan pengetahuan dan penemuan baru.  Dalam discovery penemuan terjadi secara tidak sengaja dan didahului oleh tiga hal: kesempatan, pengamatan, penilaian dan pengkhayalan, didukung oleh keinginan dan kebutuhan.  Namun pada invention penemuan merupakan hasil dari usaha sadar, ada karena rasa butuh akan perubahan menuju yang lebih baik. Jika suatu penemuan baru tersebut diterima masyarakat, maka langkah selanjutnya adalah memperbaiki dan mengembangkan penemuan tersebut sehingga terjadilah perubahan kebudayaan.
Di lain sisi faktor eksternal juga memegang andil dalam perubahan kebudayaan suatu bangsa. Faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan melalui jalur difusi, akulturasi, asimilasi budaya. Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain dan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain. Akulturasi budaya merupakan fenomena hasil dari kontak secara langsung budaya yang berbeda secara terus menerus yang menimbulkan perubahan dalam kebudayaan. Asimilasi ialah peleburan budaya yang mengurangi perbedaan antar individu/kelompok.
Dampak perubahan pada kebudayaan itu sendiri dapat berupa kemajuan atau kemunduran.  Contohnya penemuan listrik, jika dilihat dari segi kemajuan penemuan listrik ini telah membantu umat manusia untuk lebih produktif kapanpun tanpa kendala pencahayaan, namun jika dilihat dari segi kemunduran produktifitas yang tiada batas ini mempengaruhi kesehatan manusia itu sendiri. Jika diperhatikan perubahan kebudayaan ini seperti sisi mata pisau yang tajam, perubahan kebudayaan ini jika kita manfaatkan dengan baik akan menjadi suatu kemajuan untuk budaya kita namun jika kita tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan terlalu berlebihan mengeksposnya maka perubahan tersebut akan menjadi suatu kemunduran yang merugikan.

F.    Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Manusia dan budaya merupakan dua hal yang saling mengait satu sama lain. Dimana ada manusia di sana ada kebudayaan. Manusia merupakan corak atau perilaku dari kebudayaan sedangkan kebudayaan merupakan objek yang dilakukan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, memiliki maksud walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan norma-norma kemasyarakatan. Pertama kali norma tersebut dibuat oleh manusia, manusia yang membuatnya harus patuh kepada norma yang dibuatnya sendiri, kemudian jika masyarakat menerima norma tersebut maka norma tersebut berkembang menjadi budaya suatu masyarakat tertentu. Dengan demikian kebudayaan merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
 Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia menjadikannya dapat menciptakan suatu kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan  manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya.

Referensi:

http://ulfanurizqiindaha.blogspot.co.id/2011/10/manusia-dan-kebudayaan.html

0 komentar:

Posting Komentar