Paper
III Kesusastraan
Kesusastraan berasal
dari kata sastra dalam bahasa Sansekerta. Kata sastra ini sendiri memiliki arti
teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Jika dilihat dari maknanya,
kesusastraan ini merupakan salah satu ciri dari peradaban umat manusia,
dikarenakan setiap peradaban suatu bangsa biasanya memiliki pedoman (instruksi)
tersendiri yang membedakannya dengan bangsa lain.
A.
Pendekatan
Kesusastraan Budaya dan Prosa
Seperti yang telah disinggung diatas bahwa
kesusastraan merupakan salah satu ciri dari peradaban manusia, , dikarenakan
setiap peradaban suatu bangsa biasanya memiliki pedoman (instruksi)tersendiri
yang membedakannya dengan bangsa lain yang mana pedoman ini akan diwarisi turun
temurun dan akan menciptakan budaya yang menjadi ciri khas tersendiri suatu
bangsa. Dalam perkembangannya kesusastraan budaya ini tidak hanya mengandung
pedoman atau instruksi tertulis suatu bangsa, tetapi juga mengandung
prosa-prosa fiksi yang menceritakan tentang keteladanan, kepahlawanan, legenda
dan lain-lain. Secara tidak langsung kesusastraan budaya suatu daerah akan
mempengaruhi gaya penulisan suatu prosa dari sebuah daerah.
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan
dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta
bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Prosa juga dibagi dalam
dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa
Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat dan prosa baru ialah prosa yang
dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa lama meliputi dongeng, hikayat,
sejarah, epos, cerita pelipur lara. Contoh prosa lama yaitu pantun, gurindam,
mantera, talibun, sage. Prosa baru meliputi cerita pendek, roman/ novel, kisah/
drama, biografi, otobiografi.
B.
Nilai-Nilai
Prosa Fiksi
Sebagai sebuah karya sastra yang mengandung makna,
karya sastra (prosa fiksi) secara langsung atau tidak langsung membawakan
pesan, berupa nilai yang diperoleh pembaca prosa antara lain :
- memberikan kesenangan
- memberikan informasi
- memberikan warisan kultural
- memberikan keseimbangan wawasan
C.
Kaitan
antara Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi
Budaya suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan
karya sastra dan seni. Prosa dan puisi merupakan bagian dari karya sastra.
Pembuatan prosa dan puisi sangat dipengaruhi oleh budaya asal karya sastra
tersebut berasal. Hal ini disebabkan puisi dan prosa merupakan refleksi sebuah
kebudayaan di masa tersebut.
Puisi adalah suatu
tulisan yang memiliki ritme khusus terdiri dari beberapa bait dan merupakan
perwujudan dari imajinasi manusia. Puisi dibedakan menjadi dua bagian
yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama mengikuti ketentuan umum pada
puisi seperti, rima, irama, dan baris. Puisi lama meliputi mantra, karmina
(pantun singkat), talibun, syair, gurindam. Puisi baru muncul karena
pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam
penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
Puisi bebas
yang muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar.
Puisi ini tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan
makna dari puisi tersebut. Kepuitisan, keartistikan, atau keestetikaan
bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya. Dibalik
kata-katanya konotatif dan bermajas tersebut puisi seringkali dijadikan alat
ekspresi diri bagi seorang penyair.
Berikut beberapa hubungan puisi dengan ilmu budaya
dasar:
1.Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra
puisi disebut PENGALAMAN PERWAKILAN. Dengan adanya pengalaman perwakilan, puisi
dapat memberikan kesadaran yang penting untuk melihat dan mengerti banyak
tentang diri sendiri dan masyarakat. Pendekatan itu dapat dilakukan dengan
suatu kemampuan yang disebut Imaginative Entry yaitu kemampuan
menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan
penyair dalam puisinya.
2.Puisi dan
keinsyafan / kesadaran individual
Dengan membaca puisi, seseorang dapat diajak untuk
bisa mengjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena
melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati
manusia, dan menjelaskan pengalaman setiap orang.
3.Puisi dan
keinsyafan sosial
Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi
dasar manusia sosial yang bisa berupa :
- Penderitaan atas ketidak adilan
- Perjuangan untuk kekuasaan
- Konflik dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hukum
Tuhan.
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika,
estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak
mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih (yang terpaut didalamnya kasih sayang,
cinta,kemesraan dan renungan).
Referensi:
https://fingersings.wordpress.com/2012/04/01/manusia-dan-kesusastraan/Disusun oleh:
Rianti Nurindah Kuwais
(17515678)
1PA14
0 komentar:
Posting Komentar