Minggu, 18 Oktober 2015

Manusia dan Kesusastraan I

Standard

Paper III Kesusastraan
Kesusastraan berasal dari kata sastra dalam bahasa Sansekerta. Kata sastra ini sendiri memiliki arti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Jika dilihat dari maknanya, kesusastraan ini merupakan salah satu ciri dari peradaban umat manusia, dikarenakan setiap peradaban suatu bangsa biasanya memiliki pedoman (instruksi) tersendiri yang membedakannya dengan bangsa lain.


A.    Pendekatan Kesusastraan Budaya dan Prosa

Seperti yang telah disinggung diatas bahwa kesusastraan merupakan salah satu ciri dari peradaban manusia, , dikarenakan setiap peradaban suatu bangsa biasanya memiliki pedoman (instruksi)tersendiri yang membedakannya dengan bangsa lain yang mana pedoman ini akan diwarisi turun temurun dan akan menciptakan budaya yang menjadi ciri khas tersendiri suatu bangsa. Dalam perkembangannya kesusastraan budaya ini tidak hanya mengandung pedoman atau instruksi tertulis suatu bangsa, tetapi juga mengandung prosa-prosa fiksi yang menceritakan tentang keteladanan, kepahlawanan, legenda dan lain-lain. Secara tidak langsung kesusastraan budaya suatu daerah akan mempengaruhi gaya penulisan suatu prosa dari sebuah daerah.
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa lama meliputi dongeng, hikayat, sejarah, epos, cerita pelipur lara. Contoh prosa lama yaitu pantun, gurindam, mantera, talibun, sage. Prosa baru meliputi cerita pendek, roman/ novel, kisah/ drama, biografi, otobiografi.


B.     Nilai-Nilai Prosa Fiksi
Sebagai sebuah karya sastra yang mengandung makna, karya sastra (prosa fiksi) secara langsung atau tidak langsung membawakan pesan, berupa nilai yang diperoleh pembaca prosa antara lain :
  1. memberikan kesenangan
  2. memberikan informasi
  3. memberikan warisan kultural
  4. memberikan keseimbangan wawasan

C.    Kaitan antara Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi

Budaya suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan karya sastra dan seni. Prosa dan puisi merupakan bagian dari karya sastra. Pembuatan prosa dan puisi sangat dipengaruhi oleh budaya asal karya sastra tersebut berasal. Hal ini disebabkan puisi dan prosa merupakan refleksi sebuah kebudayaan di masa tersebut.
Puisi adalah suatu tulisan yang memiliki ritme khusus terdiri dari beberapa bait dan merupakan perwujudan dari imajinasi manusia. Puisi dibedakan menjadi dua bagian yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama mengikuti ketentuan umum pada puisi seperti, rima, irama, dan baris. Puisi lama meliputi mantra, karmina (pantun singkat), talibun, syair, gurindam. Puisi baru muncul karena pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
Puisi bebas yang muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi ini tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan makna dari puisi tersebut. Kepuitisan, keartistikan, atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya. Dibalik kata-katanya konotatif dan bermajas tersebut puisi seringkali dijadikan alat ekspresi diri bagi seorang penyair.
Berikut beberapa hubungan puisi dengan ilmu budaya dasar:
1.Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut PENGALAMAN PERWAKILAN. Dengan adanya pengalaman perwakilan, puisi dapat memberikan kesadaran yang penting untuk melihat dan mengerti banyak tentang diri sendiri dan masyarakat. Pendekatan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut Imaginative Entry yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2.Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual
Dengan membaca puisi, seseorang dapat diajak untuk bisa mengjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, dan menjelaskan pengalaman setiap orang.
3.Puisi dan keinsyafan sosial
Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
  • Penderitaan atas ketidak adilan
  • Perjuangan untuk kekuasaan
  • Konflik dengan sesamanya
  • Pemberontakan terhadap hukum Tuhan.
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih (yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta,kemesraan dan renungan).

Referensi:
https://fingersings.wordpress.com/2012/04/01/manusia-dan-kesusastraan/


Disusun oleh:
Rianti Nurindah Kuwais
(17515678)
1PA14

0 komentar:

Posting Komentar