Kamis, 02 Juni 2016

Psikologi Faal: Indera Peraba

Standard

Laporan Praktikum Faal Indera Peraba 
Hubungan Indera Peraba dengan Persepsi Haptic


1.    Percobaan                         : Indera Peraba
Nama Percobaan             : Perasaan pada kulit
Nama Subjek Percobaan   :     Rianti Nurindah Kuwais
Tempat Percobaan          : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan       : Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor.
b. Dasar Teori                  : Kulit sebagai indera peraba yang dapat merasakan gerakan mekanik (mekanoreseptor), suhu (thermoreseptor), dan rasa nyeri, semua stimulasi taktil yang dipersepsi oleh tubuh dikarenakan adanya berbagai macam reseptor di dalam kulit kita seperti corpus pacini (tekanan), corpus rufini (panas), end krause (dingin), corpus meisner & merkel disc (sentuhan), dalam mendeteksi gerakan mekanik atau mekanoreseptor dan kinestetic melibatkan reseptor pacini, merkel disc, meisner dan rufini membentuk persepsi haptic. Persepsi haptic merupakan persepsi dalam mengenali dan meraba objek, menyeimbangkan postur tubuh, merasakan tekstur makanan, memperkirakan berat benda d.s.b.  Dari keempat mekanoreseptor tersebut meisner dan rufini merupakan reseptor yang paling cepat beradaptasi sedangkan merkel dan pacini yang agak lambat beradaptasi. Stimulus corpus rufini didapat dari peregangan lapisan penyelubungnya sehingga stimulus terus dihantarkan sampai tidak lagi meregang. Sedangkan pada corpus pacini stimulus didapat dari getaran yang menggerakkan reseptor seperti tombol “on” “off”.
                                             Selain itu kulit juga dapat mendeteksi suhu (thermoreseptor), dengan corpus end krause sebagai reseptornya yang terletak hanya disebagian tempat seperti konjungtiva mata, dinding mukosa bibir dan lidah, dan terdapat pula di alat genital manusia. Bila saraf disuatu bagian kulit dipanasi atau didinginkan akan timbul potensial aksi, bila suhu reseptor lebih rendah dari dendrit maka akan timbul potensial generator sehingga menyebabkan rasa dingin, sebaliknya jika suhu reseptor lebih tinggi dari dendrit maka akan terasa panas.
c. Alat yang Digunakan   : Amplas dengan berbagai tingkat kekasaran, 3 baskom plastik; serta beberapa macam cairan atau larutan (air, alkohol 70%, aseton)
d. Jalannya Percobaan    : 1.1  Membedakan tingkat kasar-halus
                                             1.1.1  Subjek ditutup matanya lalu diberikan 3 jenis amplas didepannya, subjek diminta untuk mengurutkan amplas dari yang halus sampai ke yang kasar
                                      1.2 Membedakan suhu air
                                                  1.2.1  Subjek merendam kedua tangannya dalam dua baskom yang berbeda suhu airnya, baskom yang satu berisi air panas dan yang satu lagi air dingin.
                                                  1.2.2  Diamkan selama 5-10 menit lalu letakkan kedua tangan dibaskom yang berisi air dengan suhu normal, rasakan apa yang dirasakan tangan setelahnya
                                             1.3  Membedakan suhu cairan yang lebih dingin
                                             1.3.1  Telapak tangan diolesi tiga cairan yang berbeda lalu tiup perlahan ketiga cairan tersebut dan rasakan mana yang lebih dingin
e. Hasil Percobaan           : 1.1 Hasil Percobaan
                                             1.1.1 Membedakan tingkat kasar-halus
                                                      1 = halus 2 = sedang 3 = kasar
                                                  1.1.2 Membedakan suhu air
                                                           dari air dingin ke sedang menjadi biasa saja, dari air hangat ke sedang menjadi dingin
                                                  1.1.3 Membedakan suhu 3 cairan
                                                            Paling dingin: aseton, alkohol, air
                                                  1.2 Hasil Sebenarnya
                                                  1.2.1 Membedakan tingkat kasar-halus
                                                           1 = halus 2 = sedang 3 = kasar
                                                  1.2.2 Membedakan suhu air
                                                         Biasanya setelah dimasukkan ke baskom C, tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat. Kulit sebagai kemoreseptor yang mendeteksi panas atau dingin. Tangan kanan terasa dingin karena adanya pengurangan kalor dari panas ke hangat, tangan kiri terasa hangat karena adanya penambahan kalor.
                                                  1.2.3 Membedakan suhu 3 cairan
                                                         Air lebih dingin daripada hanya ditiup, alkohol lebih dingin dari air, aseton lebih dingin dari alkohol. Ada reseptor dingin pada kulit yaitu reseptor end krausse. Alkohol memiliki titik didih yang rendah, sehingga ketika mengenai kulit, alkohol akan langsung menguap. Selama proses penguapan alkohol memerlukan kalor yang diambil dari tubuh, maka kulit akan terus dingin.
f. Kesimpulan                   : Saat kita meraba sesuatu mekanoreseptor kulit kita bekerja membentuk persepsi haptic sehingga kita bisa tahu seberapa kasar atau halus benda yang dipegang. Untuk membedakan suhu, thermoreseptor kulit bekerja mendeteksi perbedaan suhu pada reseptor dan dendrit.
g. Daftar Pustaka             : Puspitawati, Ira. (1999). Psikologi faal. Jakarta: Universitas Gunadarma.
                                             Wagemans, Johan. (2015). The oxford handbook of perceptual organization. United Kingdom: Oxford University Press

                                             Tres, Laura and Abraham L. K. (2016). Histology and cell biology: An introduction  to pathology. Philadelphia: Elsevier Saunders



Disusun untuk memenuhi tugas PAPER IX
Rianti Nurindah Kuwais

17515678

0 komentar:

Posting Komentar