PAPER XII
Pandangan Hidup
Menurut
Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan
didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup. Apa yang dikatakan oleh
seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh pola berfikir
tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan hidup, sebab
dapat pula hanya suatu idealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan berfikir yang
sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap bangsa, negara maupun manusia
yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang
ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang
jelas, suatu bangsa, negara maupun manusia akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang
semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula seseorang akan mampu
membangun dirinya.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak
sekali macamnya dan ragamnya, akan
tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan
berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari
agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada
negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil
renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Ideologi
Ideologi mempunyai arti pengetahuan
tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari
menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Macam-Macam Ideologi
1.
Pancasila
Dianut oleh bangsa Indonesia dengan
berlandaskan pada pancasila dan UUD ‘45
2.
Liberalisme
Mengunggulkan pemerintahan demokratis,
tujuan utama mempertahankan kebebasan, persamaan dan keamanan. Menjunjung
hak-hak pribadi.
3.
Komunisme
Ateisme, dogmatis (tidak percaya
pemikiran yang lain), Otoritas, menjunjung hak-hak kelompok (tidak mengakui hak
individu)
4.
Fasisme
Rasis, imperialis, totaliterisme, kekuasaan
absolut tanpa demokrasi, menganggap bangsanya lebih unggul dibanding bangsa
lain.
5.
Nasionalisme
Kecintaan akan kelompok tertentu dalam
suatu wilayah dikarenakan persamaan nasib, sejarah d.l.l.
6.
Sosialisme
Paham yang menghendaki segala sesuatu
harus diatur dan dinikmati bersama. Kepemilikan bersama suatu benda (satu benda
dimiliki oleh orang banyak untuk menghindari dominasi suatu kelompok/perorangan).
Egalitarian (sama).
7.
Konservatisme
Mempertahankan tradisi, stabilitas
sosial, menentang radikalisme, mendukung nilai tradisional.
8.
Kapitalisme
Pemilik modal dapat melaksanakan
usahanya dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pemilik modal lebih utama
dibandingkan kaum pekerja, kebebasan ekonomi, kompetisi sempurna, perekonomian
liberal tanpa proteksi.
9.
Anarkisme
Meyakini kebebasan individu akan
didapat jika pemerintah dan lembaga pendukungnya dihancurkan. Wewenang yang
mempunyai kekuatan moral ialah wewenang individu yang diberikan kepada dirinya
sendiri.
10.
Demokrasi
Pemerintahan dari, oleh, dan untuk
rakyat. Kedaulatan tertinggi ditangan rakyat.
11.
Marxisme
Ateis, materialisme dialektis, normanya
rigid (kaku), legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama
kaum proletar (masyarakat kelas dua setelah kapitalis (pemilik modal) pekerja
yang mendapat gaji dari hasil kerjanya)
12.
Feminisme
Emansipasi wanita, memperjuangkan
persamaan hak kaum wanita supaya sama dengan kaum pria.
13.
Leninisme
Mirip marxisme berkembang di rusia,
negara merupakan alat bukan tujuan, alat-alat produksi milik sosial, sarana
produktif milik negara atau koperasi.
14.
Trotskyisme
Pendiri Leon Trotsky, mengajarkan
revolusi abadi, sosialisme harus berkembang hingga meluas ke luar Rusia.
15.
Stalinisme
Berasal dari nama Stalin, tokoh sosialis Soviet, Sosialisme harus berkembang di dalam Soviet (Soviet menjadi benteng sosialisme)
Berasal dari nama Stalin, tokoh sosialis Soviet, Sosialisme harus berkembang di dalam Soviet (Soviet menjadi benteng sosialisme)
16.
Maoisme
Ideologi komunis di Tiongkok didirikan
oleh Mao Zedong, mementingkan peran petani daripada buruh.
17.
Neoliberalisme
Cara pandang kebijakan yang menekankan
pada kebutuhan kompetisi pasar bebas. Perpaduan antara liberalisme dan kapitalisme.
18.
Demokrasi Islam
Berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, dan
Sunnah, perbuatan terikat dengan hukum syaro’
19.
Fundamentalisme
Menjadikan mahzab menjadi basis
ideologi suatu negara, intoleransi, menolak perubahan
Cita-Cita
Menurut kamus umum Bahasa
Indonesia, yang disebut cita-cita adalah
keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada
dalam pikiran. Baik keinginan, harapan,
maupun tujuan merupakan apa yang mau
diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan
masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada
umumnya cita-cita merupakan semacam garis
linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan,
dan tujuan manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau
belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum
dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu
tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita
ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak
mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya
kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru
dalam taraf angan-angan.
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan
yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia adalah seorang pribadi
yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia merupakan makhluk sosial:
manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong,
saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat
dari tiga segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota
masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.Manusia sebagai pribadi dapat
menentukan baik dan buruk. Yang menentukan baik dan buruk itu suara hati. Suara
hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak.
Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati
masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati masyarakat. Suara
hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap
baik. Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengar
suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan
mengelak perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang
selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung
kebajikan.
Faktor yang menentukan tingkah laku
Faktor
Internal
Tingkah laku manusia adalah
corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh factor yang ada dalam dirinya.
Faktor-faktor intern yang dimaksud adalah :
a. Jenis Ras atau Keturunan
Setiap ras yang ada di
dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada
setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid
antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah
raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak
tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa
ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku
berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan pekerjaan
sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkikan
karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita
seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki cenderug
berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat
tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang
pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri
demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
d. Kepribadian
Kepribadian adalah segala
corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk
bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari
dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu
merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari
pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap
perilaku sehari-harinya.
e. Intelegensi
Intelegensia adalah
keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan
efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat
dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia
adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat,
tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
f. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi
pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan
memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan
Inti dari kegiatan
pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar
adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar
pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi
akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
b. Agama
Agama akan menjadikan
individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh
agama yang diyakininya.
a. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan
sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang
dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan
lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu
karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk
mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi
jinak dan dapat dikuasainya.
c. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi
seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
perilaku seseorang.
Perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor pembawaan (dasar) atau faktor endogen, maupun factor keadaan (lingkungan) atau factor eksogen.
Faktor Endogen merupakan faktor yang dibawa oleh individu sejak dalam
kandungan hingga kelahiran. Jadi faktor endogen bisa juga disebut sebagai
faktor keturunan atau faktor pembawaan. Faktor endogen yang
dibawa oleh individu mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya. Sewaktu
individu lahir telah ada sifat-sifat tertentu dalam dirinya terutama
sifat-sifat yang berhubungan dengan Faktor Kejasmanian, misalnya bagaimana
kulitnya apakah hitam,putih, atau coklat. Bagaimana keadaan rambutnya. Sifat
ini merupakan sifat yang mereka dapatkan karena faktor keturunan. Disamping itu
individu juga punya sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya
dengan keadaan jasmani yaitu tempramen.
Tempramen merupakan sifat pembawaan yang hubungannya erat dengan
struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi
fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat
dalam diri manusia.
Kepercayaan dan Keyakinan
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari
kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan
berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah
kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima
dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan
atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai
makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam.
Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa
Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan
keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan
diliputi oleh bimbang.
Langkah-Langkah Pandangan Hidup yang
Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup
apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan
yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki
pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik
pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
·
Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu
merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini
mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap
manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa
pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum
manusia itu belum turun ke dunia
·
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik
adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup
itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup
pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak
itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
·
Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan
hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup
kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati
nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan
mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan
dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan
lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh
mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
·
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik
secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan
dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang
telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
·
Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam
menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh
dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan
manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh
pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup
dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar