Kamis, 10 November 2016

Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet dan Computer Supported Cooperative Work

Standard
Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet

Ketertarikan interpersonal dalam internet, tidak terlepas dari aspek manusia, computer, dan jaringan internet. Komputer sebagai media komunikasi yang terintegrasi dengan jaringan internet akan memermudah komunikasi jarak jauh antar individu walau terpisah jarak yang cukup jauh, dan menciptakan keakraban virtual yang berbeda jauh dengan keakraban dalam kehidupan nyata sehari-hari. Ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, & Gleason, 2002). Jika kita bertemu dengan orang baru secara langsung bertatap muka kita akan melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika bertemu di dunia virtual online, mereka dapat menyembunyikan penampilannya dan ciri lain yang mungkin menurunkan daya tariknya, seperti rasa gugup saat berada dalam situasi sosial. Anonimitas internet dapat memudahkan orang untuk mengungkapkan informasi personalnya. Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil mereka saat berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat secara virtual online ketimbang melalui tatap muka.
Melalui internet orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain atau bahkan dengan beberapa komunitas sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room yang tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau beberapa komunitas social virtual (social networking) seperti Friendster, MySpace, Facebook, atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya nyaman bila bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia nyata. Sehingga individu akan ketagihan untuk terus chatting sebagai cara menjalin hubungan dengan orang lain secara virtual. Kecanduan ini secara bertahap akan membuat individu tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui dunia virtual online dibandingkan dalam kehidupan nyata. Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace (seperti; mailing list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb) memperoleh pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan tetapi tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata. Minimnya komunikasi verbal, dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet (Huang, 1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Dalam beberapa hal, beberapa individu juga cenderung untuk menutup dirinya dan bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang diungkapkan tidak sesuai dengan perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan terus berlanjut selama komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga hanya memberikan pemahaman yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi emosional, kesalahan dalam interpretasi sering terjadi dibandingkan dengan kondisi nyata (real life). Kondisi-kondisi ini akan menjadi tantangan bagi pengguna internet untuk terus melibatkan dirinya secara virtual online lebih mendalam.


Hambatan Psikologi dalam Interpersonal online-relation.

Kekurangan  dan Hambatan
a. Antara kedua orang tersebut kurang bahkan tidak merasakan kedekatan emosional karena tidak melihat wujud fisik dari lawan bicaranya
b. Tidak dapat melihat komunikasi non verbal yang diberikan komunikator kepada komunikannya padahal komunikasi non verbal itu penting dalam melakukan komunikasi agar terbentuk mutual understanding antara keduanya.
c.Begitu juga dalam penggunaan internet, biaya yang dikeluarkan lebih banyak daripada berkomunikasi dengan telepon karena harus mempunyai perangkat PC atau laptop beserta dengan jaringan telepon yang disambungkan untuk mengakses internet itu sendiri, kalaupun tidak menggunakan PC atau leptop sendiri maka akan mengeluarkan biaya untuk ke warnet untuk mengakses internet. Kemudian jika menggunakan media internet dalam melakukan komunikasi bermedia maka diperlukan keahlian khusus dalam mengoperasikan komputer maupun situs-situs yang ada di internet itu sendiri.
d. Banyak kebohongan yang terdapat dalam penggunaan media terlebih media virtual karena tidak dapat melihat gerak-gerik maupun gesture yang diungkapkan dalam non verbal dari lawan bicaranya dan pesan yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan karena tidak ada bukti yang otentik.
e. Etika dan Norma yang minim yaitu sering adanya komentar yang kurang baik dan saling terjadi pertentangan dan perdebatan  yang biasanya tentang SARA  itu sering terjadi dalam beberapa situs.
f. Kurang terjamin nya komitmen yaitu sring terjadi ingkar janji  di dalam suatu hubungan perjanjian di internet.
g. Adanya Identitas Palsu, seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang memalsukan identitasnya. Dalam kata lain dia tidak menjadi dirinya sendiri. Seperti dalam facebook ataupun twitter dan jejaring sosial lainnya.

Perilaku Negatif dalam Interpersonal online-relation.

1)  Kebebasan mengakses situs-situs buruk (situs porno)
Dengan kemudahan akses dalam berinternet, banyak situs-situs yang secara sengaja atau tidak sengaja terdapat banner atau iklan yang menampilkan gambar porno. Hal ini terkadang dapat di lihat oleh netter yang masih muda atau belum cukup umur, jika pc mereka tidak di-protect oleh orang tua mereka.
2)  Perilaku negatif yang menimbulkan sikap SARA
Kurang adanya norma dan etika ketika kita berkomunikasi bisa saja menimbulkan ucapan atau sikap yang nantinya akan merujuk kepada arah yang menyinggung suku, agama, atau ras. contohnya akun yang berisi pro dan kontra tentang suatu agama dalam jejaring sosial.
3) Cyber Cheating atau perselingkuhan virtual. ketika seseorang yang secara nyata memiliki pasangan di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan juga di dunia maya.seperti  ada seorang lelaki yang sudah beristri ia mengunakan nama samaran dan menuliskan dalam statusnya dia single dan tertarik untuk memiliki pasangan dan akhirnya iapun mencari wanita dan melakukan perselingkuhan tanpa di ketahui istrinya dan keluargannya.
4) Cyber Flirting adalah merayu atau menggoda yang dilakukan dalam dunia maya. Dikategorikan negatif karena terkadang si penggoda tidak menggunakan bahasa yang baik atau bahkan si penggoda ini adalah penyamar pada suatu akun.  Banyak kasus yang melakukan pemalsuan nama atau mengunakan nama samaran, bahkan identitas palsu sehingga dapat menimbulkan masalah apalagi ia mengunakan akun seseorang (membajak) dan mengoda orang. Dan terkadang si pengoda juga mengunakan akun dirinya sendiri contohnya di jejaring sosial si pengoda dapat mengoda pasangan orang lain dangan  kata kata yang terkadang tidak wajar atau tidak baik yang nantinya akan menimbulkan masalah

Computer Supported Cooperative Work

Computer Supported Cooperative Work (Kekooperatifan kerja yang didukung oleh komputer) menurut Carstensen dan Schmidt merupakan kolaborasi aktifitas dan koordinasi yang didukung dengan sistem computer. CSCW adalah istilah umum dimana orang bekerja dalam kelompok yang memungkinkan penggunaan teknologi terkait jaringan komputer dan keterhubungannya dengan hardware, sofware, layanan dan teknik (Wilson, 1991). Pertama kali diciptakan oleh Irene Greif dan Paul M.Cashman pada tahun 1984, di sebuah workshop yang dihadiri oleh para peminat penggunaan teknologi untuk mendukung pekerjaan orang banyak.  Terdapat tiga dimensi dasar dalam CSCW diantaranya:
·         Awareness: mendapatkan pengetahuan yang dibagikan tentang kegiatan masing-masing individu
·         Articulation work: bekerjasama dalam pembagian kerja, setelah pekerjaan selesai dkerjakan disatukan kembali
·         Appropriation: beradaptasi dengan situasi normal dengan tata krama yang sesuai.

Matriks CSCW
Konsep CSCW yang paling umum dapat dilihat dari Matriks CSCW yang pertama kali diperkenalkan oleh Johanson pada tahun 1988, yang juga terdapat di Baecker (1995).Dua dimensi yang dipertimbangkan dalam matriks ini ialah: Yang pertama apakah kolaborasi terdapat di satu lokasi atau tersebar secara geografis? Yang kedua apakah individu terkolaborasi bersamaan (dalam waktu yang sama) atau tidak bersamaan (tidak tergantung pada suatu waktu).


Waktu yang sama di tempat yang sama
Interaksi bertatap muka
·         Di dalam suatu ruangan
·         Berbagi meja, terdapat display layar
·         Digital whiteboards
·         Electronic meeting systems
·         Single display groupware
·         Group Decision Support System

Waktu yang sama di tempat yang berbeda
Interaksi jarak jauh
·         Electronic meeting systems
·         Videoconferencing
·         Real-time groupware
·         Messaging (instant messagingemailchat)
·         Telephoning

Waktu yang berbeda di tempat yang sama
Tugas berkelanjutan (tugas yang masih berjalan)
·         Kerja team
·         Display besar
·         Post-it
·         Warrooms

Waktu yang berbeda di tempat yang berbeda
Komunikasi+Koordinasi

·         Electronic meeting systems
·         Blog
·         Urutan kerja
·         Kontrol versi
Terdapat kolaborasi model lain yang tidak sesuai dengan matriks yang disebut dengan  multi-synchronous


Referensi:
http://hendrawira.blogspot.co.id/2014/11/psikologi-ketertarikan-interpersonal.html?m=1
Wikipedia

Disusun untuk memenuhi tugas softskill Psikologi & Teknologi Internet paper 2

Rianti Nurindah Kuwais
17515678
2PA13