Minggu, 13 Januari 2019

Kamis, 01 November 2018

Contoh Sistem Informasi Psikologi

Standard

Sistem informasi psikologi adalah rangkaian komponen interaksi perilaku manusia yang saling berkaitan, terkoordinasi, terencana yang diolah sehingga memiliki nilai yang berguna dan bermanfaat dalam mempelajari proses mental manusia secara sistematis dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi tersebut kita dapat menarik kesimpulan dalam suatu system informasi psikologi terdapat komponen interaksi manusia yang terkoordinasi dan memiliki tujuan. Dalam hal ini komponen interaksi dalam sistem informasi merupakan kumpulan elemen yang terdiri dari input, processing elements, output. Elemen tersebut saling berkoordinasi secara sistematis untuk mencapai sebuah tujuan. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan contoh dari sistem informasi psikologi dalam tes proyektif.



System
Elements
Goal
Inputs
Processing Elements
Outputs
Tes Proyektif HTP
-          Pensil HB
-          Kertas HVS
-          Penghapus
-          Catatan observasi
-          Stopwatch
Berikan kertas HVS dengan posisi horizontal beserta
Instruksi HTP
“Gambarlah rumah, pohon, orang dalam satu kesatuan cerita”

Setelah selesai menggambar berikan subjek instruksi berikut
“Ceritakanlah gambar tersebut dalam satu kesatuan cerita”
-          Kertas yang berisi hasil gambar subjek
-          Laporan hasil interpretasi tes HTP
Mengungkap keseluruhan pribadi







Selain itu berikut contoh sistem informasi psikologi pada FGD (focus group discussion):


System
Elements
Goal
Inputs
Processing Elements
Outputs
Focus group discussion

(wawancara kelompok)
-          Recorder
-          Kuesioner
-          Alat tulis
-          Interviewer
-          Interviewee
-          Berkas adisional (jika dibutuhkan)
-       Interviewer
-       Interviewee
-       Rapport
-       Encourage
-       Attending behavior
-       Paraphrase
-       Reflection of feeling
-       Summarizattion
-       Open & closed question
-       Selective attention

-          Rekaman audio
-          Kuesioner yang telah terisi
-          Informasi yang terorganisir dan sistematis
Mengumpulkan data kualitatif dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas waktu, tempat dan informasi





Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas 2 matakuliah Sistem Informasi Psikologi. Disusun Oleh:

Alfiah Wulandari (10515503)
Mutiara Deviani   (14515864)
Rianti Nurindah Kuwais (17515678)
Tiara Ayu Wirahutami    (16515883)

4PA13

Definisi Sistem Informasi Psikologi

Standard

Di era teknologi industri saat ini perkembangan sistem informasi yang pesat sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Beberapa ahli mempelajari bagaimana seorang individu, sekelompok individu dan organisasi mempengaruhi perkembangan system informasi dan juga bagaimana system mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi. Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai system informasi psikologi, kami akan membahas hal paling mendasar yaitu definisi system, informasi, psikologi dan definisi system informasi psikologi.

1.      Definisi Sistem

Menurut Fat (dalam Hutahaean, 2015) sistem adalah suatu himpunan “benda” nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan, bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien.
    Sedangkan menurut Achmadi (2005) sistem adalah tatanan yang menggambarkan adanya rangkaian berbagai komponen yang memiliki hubungan serta tujuan bersama secara serasi, terkoordinasi yang bekerja atau berjalan dalam jangka waktu tertentu dan terencana.
    Selanjutnya menurut Sudarma (2008) sistem merupakan sejumlah bagian yang saling berkaitan secara mutual dan sistematis dalam memberikan layanan untuk mencapai tujuan.
    Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh 3 tokoh diatas, maka dapat disimpulkan sistem adalah rangkaian beberapa komponen yang saling berkaitan, terkoordinasi, terencana bersatu dalam satu kesatuan yang sistematis  untuk mencapai tujuan tertentu.

2.      Definisi Informasi

Kata informasi berasal dari bahasa Latin informationem (bentuk akusatif). Informasi sebagai kata benda yang berasal dari kata kerja informare berarti “untuk informasi”, menginformasikan sesuatu. Hakikat informasi dalam bahasa Prancis (informe) sering diterjemahkan sebagai sesuatu yang tidak berbentuk, istilah ini bermaksud untuk membawa segala sesuatu dari dunia tidak berbentuk menjadi terbentuk. (Liliweri, 2011)
Menurut Hutahaean (2015) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.
Sedangkan menurut Gordon B. Davis informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan di masa kini atau di masa yang akan datang.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh 3 tokoh diatas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah sehingga memiliki nilai yang berguna dan berarti bagi penerimanya.

3.      Definisi Psikologi

Psikologi menurut Wade & Travis (2007), adalah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku & berbagai proses mental serta bagaimana perilaku & berbagai proses mental itu dipengaruhi oleh kondisi mental organisme & dari lingkungan eksternal.
    Sedangkan menurut Zimmer (2003) psikologi didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang proses mental dan perilaku manusia. Aplikasi dari tujuan dan pentingnya psikologi adalah untuk memperbaiki kualitas hidup manusia yang berbasis pada kesejahteraan psikologis.
    Selanjutnya menurut Daulay (2014) psikologi adalah ilmu yang mempelajari proses mental dan tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
    Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh 3 tokoh diatas, maka dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses mental dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh stimulus internal dan eksternal individu.

4.      Definisi Sistem Informasi Psikologi
    Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan sistem informasi psikologi adalah rangkaian komponen interaksi perilaku manusia yang saling berkaitan, terkoordinasi, terencana yang diolah sehingga memiliki nilai yang berguna dan bermanfaat dalam mempelajari proses mental manusia secara sistematis dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.




Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas 1 matakuliah Sistem Informasi Psikologi. Disusun Oleh:

Alfiah Wulandari (10515503)
Mutiara Deviani   (14515864)
Rianti Nurindah Kuwais (17515678)
Tiara Ayu Wirahutami    (16515883)

4PA13


Sumber:

Daulay, N. (2014). Pengantar psikologi dan pandangan al-qur’an tentang psikologi. Jakarta: Kencana

Hutahaean, J. (2015). Konsep system informasi. Yogyakarta: Deepublish

Liliweri, A. (2011). Komunikasi: serba ada serba makna. Jakarta: Kencana

Sudarma, M. (2008). Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
  


Senin, 26 Desember 2016

Tes Psikoterapi Online

Standard


Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran. Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist).




Sebelum melakukan psikoterapi perlu dilakukan screening terhadap klien untuk melihat sejauh mana klien membutuhkan penanganan psikologis. Screening ini dapat diakses secara online melalui situs ini, sehingga kita dapat menghemat waktu kita dan pastikan untuk mengerjakan tes screeningnya dengan jujur supaya kita mendapatkan hasil yang sesuai dengan diri kita.

Hasil screening

Saat ini penerapan psikoterapi tidak hanya harus melakukan pertemuan langsung (tatap muka) tapi dapat juga melalui pertemuan virtual secara online. Berbagai situs menawarkan paket psikoterapi seperti pada situs ini, situs ini menawarkan free trial konseling selama 3 menit di sesi awal berupa live chat langsung dengan psikoterapis tapi sebelumnya harus melakukan registrasi member free trial terlebih dahulu, lalu setelah kita telah menemukan psikoterapis yang sesuai dengan yang kita inginkan, kita dapat memulai mengikuti sesi psikoterapi berbayar dengan psikoterapis yang telah kita pilih sebelumnya.



Pendaftaran untuk konseling

Pilihan psikoterapis untuk live chat


Beberapa kelebihan dari psikoterapi online ini adalah:

  • Anonimitas/ kerahasiaan informasi pribadi sangat terjaga
  • Tersedia 24 jam
  • Kita dapat merekam/ memback up komentar dari terapis, sangat berguna jika ingin dibaca lagi
  • Banyak orang merasa lebih mudah untuk mengungkapkan informasi yang secara emosional sulit diungkapkan
  • Interaksi lewat email memberikan kamu waktu untuk merefleksikan/berpikir tentang respon dari terapis

Referensi:
http://www.myshrink.com/
http://www.psikoterapis.com/
http://psychcentral.com/therapy/



Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi & Teknologi Internet oleh:
Rianti Nurindah Kuwais
17515678
2PA13

Tes MBTI Konvensional dan Online

Standard

Test MBTI atau Myers Briggs Type Indicator, merupakan sebuah metode pengukuran berbentuk kuesioner yang digunakan untuk membaca kepribadian seseorang, khususnya untuk memahami bagaimana seseorang menilai sesuatu dan membuat keputusan, metode ini dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya Psychological Types (1921M). Instrument tes yang mulai dikembangkan pada masa Perang Dunia Ke-II ini pertama dipublikasikan pada 1962M, dengan tujuan awal untuk membuat teori kepribadian C.G Jung ini dapat diaplikasikan dalam penggunaan praktis dan lebih mudah dimengerti, sehingga dapat membantu para pekerja untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok dengan diri mereka.

Aspek-Aspek atau Dimensi yang diungkap Tes MBTI

MBTI adalah peta psikologis yang bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), 

1.     Extrovert (E) vs. Introvert (I). Extrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self. Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menutut interaksi semisal membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif. 
2.     Sensing (S) vs. Intuitive (N). Tipe dikotomi kedua ini melihat bagaimana seseorang memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, factual facts, dan melihat data apa adanya. Sensing adalah concrete thinkers. Sementara tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Intutive adalah abstract thinkers.
3.     Thinking (T) vs. Feeling (F). Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagaimana orang berproses mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan.
4.     Judging (J) vs. Perceiving (P). Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging disini bukan berarti judgemental (atau menghakimi). Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.


Penyelenggaraan tes MBTI secara konvensional dan mandiri ini dalam bentuk kuesioner yang berisi 70 pertanyaan yang setiap pertanyaan memiliki dua pilihan pernyataan setelah itu subjek akan menghitung skoring tesnya sendiri dengan menyalin pilihan jawaban dilembar skoring, dan menghitung total perolehan poin sesuai dengan instruksi yang tertera pada lembar skoring. Setelah didapat hasil skoringnya lalu subjek dapat melihat sendiri hasil interpretasi tesnya di balik lembar skoring. Terdapat 16 jenis kepribadian sebagai hasil dari skoring tes, yang mana akan menunjukkan karakteristik dominan pada diri kita. 


Pilihan Pernyataan
Lembar skoring


Dalam tes secara konvensional ini sangat rawan akan terjadinya faking dalam proses pengerjaannya karena subjek diberi keleluasaan untuk mengerjakan tes lalu menghitung skoring tes dan melihat hasil interpretasi tes, karena itu dalam pengerjaannya sangat dituntut untuk menjawab dengan jujur dan apa adanya bukan seperti apa kita ingin dilihat. Dan dikarenakan banyaknya jumlah kertas pada hasil interpretasi akan menyita waktu saat kita ingin membaca hasil interpretasi tes kita.

Manfaat dari tes ini ialah 

1. sebagai sarana bimbingan konseling
2. Pengembangan diri

3. Memahami orang lain dengan baik

Interpretasi Hasil

Dengan semakin berkembangnya teknologi, penyelenggaraan tes psikologi tidak hanya melalui media konvensional seperti kuesioner tapi dapat dilakukan secara online juga, salah satunya terdapat pada website berikut ini. Tes MBTI online ini tidak dikenakan biaya alias gratis tapi sebelum mengerjakannya kita akan diminta membuat akun di website tersebut. Tes online ini sebenarnya hampir sama dengan tes konvensional, sama-sama memilih pernyataan yang paling sesuai dengan diri kita, tapi dalam tes online ini pernyataan yang diberikan sebanyak 76 pilihan. Jika pada tes konvensional kita menghitung sendiri di bagian yang mana yang paling mendominasi, kalau pada tes online ini perhitungan dilakukan oleh situs tersebut dan disajikan dalam bentuk persentase.


Pilihan Pernyataan


Hasil Skoring

Interpretasi Hasil Tes

Karena dalam mengerjakan tes online ini membutuhkan akses internet sehingga kendala biasanya terdapat pada jaringan koneksi internet kita dan iklan yang terdapat pada website ini mungkin agak menggangu namun kita dapat menyiasatinya dengan menutup jendela iklan dengan mengklik tanda silang dipojok kanan atas iklan. Kemungkinan faking pada pengerjaannya juga berkurang karena skoring dan interpretasi hasil disediakan oleh website tersebut bukan kita yang menghitungnya sendiri.



Referensi:
https://mypersonality.info/test-personality/
http://www.si-pedia.com/
http://www.psychologymania.com/2011/07/tes-mbti-myers-briggs-type-indicator.html
https://www.oicsouthflorida.org/uploads/files/


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi & Teknologi Internet oleh:
Rianti Nurindah Kuwais
17515678
2PA13





Kamis, 10 November 2016

Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet dan Computer Supported Cooperative Work

Standard
Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet

Ketertarikan interpersonal dalam internet, tidak terlepas dari aspek manusia, computer, dan jaringan internet. Komputer sebagai media komunikasi yang terintegrasi dengan jaringan internet akan memermudah komunikasi jarak jauh antar individu walau terpisah jarak yang cukup jauh, dan menciptakan keakraban virtual yang berbeda jauh dengan keakraban dalam kehidupan nyata sehari-hari. Ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, & Gleason, 2002). Jika kita bertemu dengan orang baru secara langsung bertatap muka kita akan melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika bertemu di dunia virtual online, mereka dapat menyembunyikan penampilannya dan ciri lain yang mungkin menurunkan daya tariknya, seperti rasa gugup saat berada dalam situasi sosial. Anonimitas internet dapat memudahkan orang untuk mengungkapkan informasi personalnya. Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil mereka saat berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat secara virtual online ketimbang melalui tatap muka.
Melalui internet orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain atau bahkan dengan beberapa komunitas sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room yang tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau beberapa komunitas social virtual (social networking) seperti Friendster, MySpace, Facebook, atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya nyaman bila bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia nyata. Sehingga individu akan ketagihan untuk terus chatting sebagai cara menjalin hubungan dengan orang lain secara virtual. Kecanduan ini secara bertahap akan membuat individu tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui dunia virtual online dibandingkan dalam kehidupan nyata. Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace (seperti; mailing list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb) memperoleh pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan tetapi tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata. Minimnya komunikasi verbal, dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet (Huang, 1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Dalam beberapa hal, beberapa individu juga cenderung untuk menutup dirinya dan bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang diungkapkan tidak sesuai dengan perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan terus berlanjut selama komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga hanya memberikan pemahaman yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi emosional, kesalahan dalam interpretasi sering terjadi dibandingkan dengan kondisi nyata (real life). Kondisi-kondisi ini akan menjadi tantangan bagi pengguna internet untuk terus melibatkan dirinya secara virtual online lebih mendalam.


Hambatan Psikologi dalam Interpersonal online-relation.

Kekurangan  dan Hambatan
a. Antara kedua orang tersebut kurang bahkan tidak merasakan kedekatan emosional karena tidak melihat wujud fisik dari lawan bicaranya
b. Tidak dapat melihat komunikasi non verbal yang diberikan komunikator kepada komunikannya padahal komunikasi non verbal itu penting dalam melakukan komunikasi agar terbentuk mutual understanding antara keduanya.
c.Begitu juga dalam penggunaan internet, biaya yang dikeluarkan lebih banyak daripada berkomunikasi dengan telepon karena harus mempunyai perangkat PC atau laptop beserta dengan jaringan telepon yang disambungkan untuk mengakses internet itu sendiri, kalaupun tidak menggunakan PC atau leptop sendiri maka akan mengeluarkan biaya untuk ke warnet untuk mengakses internet. Kemudian jika menggunakan media internet dalam melakukan komunikasi bermedia maka diperlukan keahlian khusus dalam mengoperasikan komputer maupun situs-situs yang ada di internet itu sendiri.
d. Banyak kebohongan yang terdapat dalam penggunaan media terlebih media virtual karena tidak dapat melihat gerak-gerik maupun gesture yang diungkapkan dalam non verbal dari lawan bicaranya dan pesan yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan karena tidak ada bukti yang otentik.
e. Etika dan Norma yang minim yaitu sering adanya komentar yang kurang baik dan saling terjadi pertentangan dan perdebatan  yang biasanya tentang SARA  itu sering terjadi dalam beberapa situs.
f. Kurang terjamin nya komitmen yaitu sring terjadi ingkar janji  di dalam suatu hubungan perjanjian di internet.
g. Adanya Identitas Palsu, seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang memalsukan identitasnya. Dalam kata lain dia tidak menjadi dirinya sendiri. Seperti dalam facebook ataupun twitter dan jejaring sosial lainnya.

Perilaku Negatif dalam Interpersonal online-relation.

1)  Kebebasan mengakses situs-situs buruk (situs porno)
Dengan kemudahan akses dalam berinternet, banyak situs-situs yang secara sengaja atau tidak sengaja terdapat banner atau iklan yang menampilkan gambar porno. Hal ini terkadang dapat di lihat oleh netter yang masih muda atau belum cukup umur, jika pc mereka tidak di-protect oleh orang tua mereka.
2)  Perilaku negatif yang menimbulkan sikap SARA
Kurang adanya norma dan etika ketika kita berkomunikasi bisa saja menimbulkan ucapan atau sikap yang nantinya akan merujuk kepada arah yang menyinggung suku, agama, atau ras. contohnya akun yang berisi pro dan kontra tentang suatu agama dalam jejaring sosial.
3) Cyber Cheating atau perselingkuhan virtual. ketika seseorang yang secara nyata memiliki pasangan di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan juga di dunia maya.seperti  ada seorang lelaki yang sudah beristri ia mengunakan nama samaran dan menuliskan dalam statusnya dia single dan tertarik untuk memiliki pasangan dan akhirnya iapun mencari wanita dan melakukan perselingkuhan tanpa di ketahui istrinya dan keluargannya.
4) Cyber Flirting adalah merayu atau menggoda yang dilakukan dalam dunia maya. Dikategorikan negatif karena terkadang si penggoda tidak menggunakan bahasa yang baik atau bahkan si penggoda ini adalah penyamar pada suatu akun.  Banyak kasus yang melakukan pemalsuan nama atau mengunakan nama samaran, bahkan identitas palsu sehingga dapat menimbulkan masalah apalagi ia mengunakan akun seseorang (membajak) dan mengoda orang. Dan terkadang si pengoda juga mengunakan akun dirinya sendiri contohnya di jejaring sosial si pengoda dapat mengoda pasangan orang lain dangan  kata kata yang terkadang tidak wajar atau tidak baik yang nantinya akan menimbulkan masalah

Computer Supported Cooperative Work

Computer Supported Cooperative Work (Kekooperatifan kerja yang didukung oleh komputer) menurut Carstensen dan Schmidt merupakan kolaborasi aktifitas dan koordinasi yang didukung dengan sistem computer. CSCW adalah istilah umum dimana orang bekerja dalam kelompok yang memungkinkan penggunaan teknologi terkait jaringan komputer dan keterhubungannya dengan hardware, sofware, layanan dan teknik (Wilson, 1991). Pertama kali diciptakan oleh Irene Greif dan Paul M.Cashman pada tahun 1984, di sebuah workshop yang dihadiri oleh para peminat penggunaan teknologi untuk mendukung pekerjaan orang banyak.  Terdapat tiga dimensi dasar dalam CSCW diantaranya:
·         Awareness: mendapatkan pengetahuan yang dibagikan tentang kegiatan masing-masing individu
·         Articulation work: bekerjasama dalam pembagian kerja, setelah pekerjaan selesai dkerjakan disatukan kembali
·         Appropriation: beradaptasi dengan situasi normal dengan tata krama yang sesuai.

Matriks CSCW
Konsep CSCW yang paling umum dapat dilihat dari Matriks CSCW yang pertama kali diperkenalkan oleh Johanson pada tahun 1988, yang juga terdapat di Baecker (1995).Dua dimensi yang dipertimbangkan dalam matriks ini ialah: Yang pertama apakah kolaborasi terdapat di satu lokasi atau tersebar secara geografis? Yang kedua apakah individu terkolaborasi bersamaan (dalam waktu yang sama) atau tidak bersamaan (tidak tergantung pada suatu waktu).


Waktu yang sama di tempat yang sama
Interaksi bertatap muka
·         Di dalam suatu ruangan
·         Berbagi meja, terdapat display layar
·         Digital whiteboards
·         Electronic meeting systems
·         Single display groupware
·         Group Decision Support System

Waktu yang sama di tempat yang berbeda
Interaksi jarak jauh
·         Electronic meeting systems
·         Videoconferencing
·         Real-time groupware
·         Messaging (instant messagingemailchat)
·         Telephoning

Waktu yang berbeda di tempat yang sama
Tugas berkelanjutan (tugas yang masih berjalan)
·         Kerja team
·         Display besar
·         Post-it
·         Warrooms

Waktu yang berbeda di tempat yang berbeda
Komunikasi+Koordinasi

·         Electronic meeting systems
·         Blog
·         Urutan kerja
·         Kontrol versi
Terdapat kolaborasi model lain yang tidak sesuai dengan matriks yang disebut dengan  multi-synchronous


Referensi:
http://hendrawira.blogspot.co.id/2014/11/psikologi-ketertarikan-interpersonal.html?m=1
Wikipedia

Disusun untuk memenuhi tugas softskill Psikologi & Teknologi Internet paper 2

Rianti Nurindah Kuwais
17515678
2PA13