Keindahan
merupakan persepsi indrawi seseorang saat merasakan keselarasan yang
meninggalkan kesan yang menyenangkan. Keindahan dalam arti estetis mumi
menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni
berupa keindahan dan bentuk dan warna. Keindahan juga bersifat universal,
artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode,
kedaerahan atau lokal. Sebagai contoh saat kita melihat sesuatu yang
selaras dan menyenangkan kita akan merasakan keindahan tersebut.
Renungan
berasal dari kata renung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Manusia
menggunakan akalnya untuk merenungi peristiwa atau masalah yang terjadi,
setelah renungan didapat manusia akan mencoba mencari solusi terbaik atau
merencakan sesuatu yang lebih baik lagi, karena itu renungan dibutuhkan manusia
untuk mengevaluasi setiap kejadian dalam hidupnya.
Keserasian berasal dari kata
serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.
Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang. Keserasian bersifat subjektif karena tiap individu manusia
mempunyai seleranya sendiri untuk menciptakan sebuah keserasian yang elok.
Seperti ketika orang berpakaian mereka akan mencoba memadukan warna yang sesuai
atau serasi untuk dikenakan, keserasian tersebut bisa didapat dari warna-warna
yang kontras maupun warna-warna mirip. Dari keserasian tersebut akan didapat
sebuah keindahan karena keserasian dan keindahan sangat berkaitan satu sama
lain.
Hubungan
manusia dan keindahan adalah karena manusia memiliki lima komponen yang secara
otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut
adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang
telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia
tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan
akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya
untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengan akal pikiran manusia
melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari nilai-nilai, makna, manfaat,
dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan
ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan. Seperti saat kita
melihat sebuah keindahan seperti keselarasan dekorasi ruangan, harmonisnya
hubungan, dan berbagai nilai estetis yang pernah kita rasakan akan mendorong
kita untuk menjadikan keindahan yang pernah kita lihat atau rasakan menjadi
tolak ukur keindahan selanjutnya yang akan terus kita cari guna mencapai
kepuasan indrawi kita.
Referensi:
Disusun
Oleh:
Rianti Nurindah
Kuwais (17515678)
1PA14
0 komentar:
Posting Komentar