Senin, 09 November 2015

Manusia dengan Keindahan

Standard
Paper VII


Keindahan merupakan persepsi indrawi seseorang saat merasakan keselarasan yang meninggalkan kesan yang menyenangkan. Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dan bentuk dan warna. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal. Sebagai contoh saat kita melihat sesuatu yang selaras dan menyenangkan kita akan merasakan keindahan tersebut.
Renungan berasal dari kata renung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Manusia menggunakan akalnya untuk merenungi peristiwa atau masalah yang terjadi, setelah renungan didapat manusia akan mencoba mencari solusi terbaik atau merencakan sesuatu yang lebih baik lagi, karena itu renungan dibutuhkan manusia untuk mengevaluasi setiap kejadian dalam hidupnya.
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Keserasian bersifat subjektif karena tiap individu manusia mempunyai seleranya sendiri untuk menciptakan sebuah keserasian yang elok. Seperti ketika orang berpakaian mereka akan mencoba memadukan warna yang sesuai atau serasi untuk dikenakan, keserasian tersebut bisa didapat dari warna-warna yang kontras maupun warna-warna mirip. Dari keserasian tersebut akan didapat sebuah keindahan karena keserasian dan keindahan sangat berkaitan satu sama lain.
Hubungan manusia dan keindahan adalah karena manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengan akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari nilai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan. Seperti saat kita melihat sebuah keindahan seperti keselarasan dekorasi ruangan, harmonisnya hubungan, dan berbagai nilai estetis yang pernah kita rasakan akan mendorong kita untuk menjadikan keindahan yang pernah kita lihat atau rasakan menjadi tolak ukur keindahan selanjutnya yang akan terus kita cari guna mencapai kepuasan indrawi kita.


Referensi:

Disusun Oleh:
Rianti Nurindah Kuwais (17515678)
1PA14

0 komentar:

Posting Komentar